KUPU MALAM DAN BINIKU
Sambil berselisih lalu
menggebu gebu
Kupercepat langkah.tak noleh
kebelakang
Ngeri
ini luka-terbuka sekali lagi terpandang
Barah ternganga
Melayang ingatan ke biniku
Lautan yang belum terbuga
Biar lebih kami tujuh tahun
bersatu
Barangkali tak setahuku
Ia menipuku.
karya Chairil Anwar
PENGHIDUPAN
Lautan
maha dalam Mukul
dentur selama
Nguji tenaga pematang kita
Mukul
denture selama
Hingga hancur remuk redam
Kurnia bahagia
Kecil setumpuk
Sia-sia dilindung,sia-sia di pupuk
Karya Chairil Anwar
KENANGAN
Kadang
Di antara jeriji itu-itu saja
Mereksmi
memberi warna
Benda usang dilupa
Ah! Tercebar rasanya diri
Membubung tinggi atas kini
sejenak Saja.halus
rapu ini jalinan kenang
Hancur hilang belum di pegang terhentak
Kembali di itu-itu saja
Jiwa
bertanya: dari buah
Hidup kan banyakan jatuh ke tanah?
Menyelubung nyesak penyesalan pernah menyia-nyia
Karya Chairil Anwar
KITA GUYAH
LEMAH
Kita
guyah lemah
Sekali tetak tentu rebah
Segala erang dan jeritan
Kita pendam dalam keseharian Mari
tegak merentak
Diri sekeliling kita bentak Ini
malam purnama akan menembus awan
Karya Chairil Anwar
YANG TERAMPAS
DAN YANG PUTUS*
Kelam
dan angin lalu mempesiang diriku,
Menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin
Malam tambah merasuk,rimba jadi semati tugu
Di
karet, di karet (daerahku y.a.d.) sampai juga deru dingin
Aku
berbenah dalam kamar,dalam diriku jika kau datang Dan
aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu: Tapi kini hanya
tangan yang bergerak lantang
Tubuhku diam dan sendiri,cerita dan peristiwa berlalu beku
Tubuhku diam dan sendiri,cerita dan peristiwa berlalu beku
Karya Chairil Anwar
SUDAH DULU
LAGI*
Sudah
dulu lagi terjadi begini
Jari tidak bakal teranjak dari petikal bedil Jangan Tanya mengapa jari cari
tempat di sini
Aku tidak tahu tanggal serta alasan lagi
Dan jangan Tanya siapa akan menyiapkan liang penghabisan Yang akan terima
pusaka: kedamaian antara runtuhan menara Sudah
dulu lagi, sudah dulu lagi
Jari tidak akan teranjak
dari petikal bedil
Karya
Chairil Anwar
KEPADA PELUKIS
AFFANDI
Kalau,”ku
habis-habis kata,tidak lagi
Berani memasuki rumah sendiri,terdiri
Di ambang penuh kupak
Adalah karena kesementaraan segala
Yang mengecap tiap benda,lagi
pula terasa
Mati kan datang merusak
Dan tangan ‘kan kaku,menulis berhenti,
Kecemasan derita,kecemasan mimpi:
Berilah aku tempat di menara tinggi,
Dimana kau sendiri
meninggi.
Atas keramaian dunia dan cedera,
Lagak lahir dan kelancungan cipta,
Kau memaling dan memuja
Dan gelap-tetutup jadi terbuka!
Karya Chairil Anwar
MALAM
Mulai
kelam
Belum buntu malam
Kami masih saja berjaga
_ Thermopylae? _ _
jagal tidak di kenal? _
Tapi nanti Sebelum
siang membentang
Kami sudah tenggelam Hilang……
MALAM DI
PEGUNUNGAN
Aku berpikir:
bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pohonan? Sekali ini aku terlalu
sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!
Karya Chairil Anwar
JANGAN KITA
DISINI BERHENTI*
Jangan
kita disini berhenti Tuaknya
tua, sedikit pula
Sedang kita mau berkendi-kendi
Terus,,,terus
dulu……!!
Ke
ruang di mana botol tuak banyak berbaris
Pelayannya kita di layani gadis-gadis
O,,bibir merah,selokan mati pertama
O,,hidup kau masih ketawa??
Karya Chairil Anwar
DENGAN MIRAT*
Kamar ini jadi sarang penghabisan
Di dalam malam yang hilang batas
Aku dan dia hanya menjang kau
Rakit hitam
‘kan terdampar kah Atau
terserah
Pada putaran pitam?
Mata ungu membantu
Masih
berdekapan kahkami atau
Mengikuti juga bayangan itu?
Karya Chairil Anwar
PEMBERIAN TAHU
Bukan maksud ku mau berbagi nasib, Nasib
adalah kesunyian masing-masing.
Kupilih kau dardari yang banyak, tapi
Sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring.
Aku pernah ingin benar padamu,
Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali,
Kita berpeluk ciuman tidak jemu,
Rasa kau tak sanggup ku lepas kan.
Jangan satukan hidupmu dengan hidupku,
Aku
memang tidak bisa lama bersama
Ini juga ku tulis di kapal, di laut tidak bernama!
Karya Chairil Anwar
RUMAHKU
Rumahku dari
unggun-timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala Nampak
Ku lari
gedong lebar halaman Aku
tersesat tak dapat jalan
Kemah
kudirikan ketika senjakala Di pagi
terbang entah kemana
Rumahku dari
unggun-timbun sajak
Disini aku berbini dan beranak
Rasanya lama
lagi,tapi datangnya datang Aku
tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu Jika
menagih yang satu……
Karya Chairil
Anwar
PERHITUNGAN
Banyak gores
belum terputus saja
Satu rumah kecil putih dengan lampu merah muda caya Langit
bersih-cerah dan purnama raya…..
Sudah itu tempatku tak tentu di mana
Sekilap pandangan serupa dua klewang bergeseran
Sudah itu berlepasan dengan sedikit heran
Hembus kau aku tak perduli,ke bandung,ke sukabumi…..!? Kini aku meringkih dalam
malam sunyi.
Karya Chairil Anwar
DARI DIA
Jangan salah
kan aku, kau ku dekap
Bukan karna setia, lalu pergi gemerencing ketawa! Sebab
perempuan susah mengatasi
Keterharuan penghidupan yang ‘kan di bawakan
Padanya…
Sebut
namaku! Ku datang kembali ke kamar
Yang ku tandai lampu merah, kaktus di jendela,
Tidak tahu buat berapa lama, tapi pasti di senja semar Rambut
ku ikal menyinar, kau senapsu dulu ke hela
Sementara biarkan ‘ku hidup yag susah
Di jalinkan dalam rahasia…
Karya
Chairil Anwar
PERJURIT JAGA MALAM
Waktu jalan.aku tidak tahu ap nasib waktu?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,bermata tajam. Mimpinya kemerdekaan
bintang-bintangnya kepastian Ada di
sisiku selama menjaga daerah mati ini Aku
suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi,terlucut debu….
Waktu jalan. Aku tidak tahu ap nasib waktu!
Karya Chairil Anwar
vAgen Slot Terpercaya
BalasHapus