dia memang hanya lelaki
biasa , bagi orang lain , tapi bagikuu dialah hidupkuu . dari kecil ,
ayah mendidikku dengan penuh kasih sayang , selama ini mama jugaa
seperti itu tapi dulu saat mama bekerja d salah satu bank nasional ,
semuanya serba sibuk dan yang mendampingikuu adalah ayahkuu , dia yang
mengajarkanku berbicara, bersepeda, menulis, menggambar dan membaca . dia
yang mejemputku di sekolah, yang membuatkanku makanan, yang
meninabobokanku, yang mengangkatku saat terjatuh dari sepeda, yang
membangunkanku untuk shalat.
aku belum tersadar kalau akulah orang yang paling beruntung di dunia ini, memiliki seorang ayah yang tidak ada duanya, seorang lelaki yang mampu mendidik anak perempuan , mengajarinya untuk tidak nakal dan berani berbuat sesuatu yang akan membuatnyaa tersenyum.
papakuu orang yang menjagaku jauh darii semua bahaya, menggendongkuu saat sakit , dan menjadi panutanku.
ayahh , ingin sekali ku memutar waktu untuk berterima kasih padamu , walaupun hanya 1 menit saja.
ku tidak ingin ayah menangis lagi karena kebandelanku, karena ulahku, karena sikapkuu . engkau telah membuat dan menanamkan sifat ini padaku , aku tida pernah menyesal , akuu bahagia, papa :D di dampingi oleh ayah .
sampai tiba saat itu saat ku berumur 8 tahun , ayah mengalami kecelakaan motor tunggal . diaa dilarikan ke rumah sakit dengan keadaan tidak sadarkan diri, tiga hari berlalu ternyata Tuhan memanggil papaku .seseorang yang membangun watak, karakter, dan diriku .saat ituu akuu jatuhh , seperti sudah tidak ada kehidupan lagii , aku hanya bisa terdiam dan berkata dalam hati "KENAPA HARUS HARI INI TUHAN KAU MENGAMBIL AYAHKU" , "KENAPA AKU TIDAK DIBERI KESEMPATAN YANG SAMA DENGAN ORANG LAIN", KENAPA AKU HIDUP SEPERTI INI", tapi yang ada hanya kebisuaan, aku hanya bisa menyalahkan dirikuu sendiri. beliau pergi dan aku belum sempat berkata apa-apa.
penyesalanku bertambah ketika aku tahu papaku mempersiapkan masa depanku jauh-jauh hari.
dia menitipkan sebuah surat ke saudaranya yang bertuliskan
"NAK, INI TABUNGAN MASA DEPAN UNTUKMU".
rasanyaa ingin menangis melihat pengorbanannya selama aku kecil .
aku sedih ketika melihat orang lain , keluar bersama ayahnyaa , hatiku seperti ingin menangis, ku sangat cemburu dengan hal itu , maafkan aku tuhan , tapi aku tidak sanggup melihat hal ituu , saat orang lain mencium tangan ayahnya saat masuk sekolah, aku juga ingin seperti itu , akuu ingin seperti mereka . Saat Seorang anak duduk disamping ayahnyaa, aku juga ingin seperti mereka, saat seorang anak dibonceng oleh ayahnyaa dan anak itu memeluk ayahnya, aku juga ingin Tuhan :(, tapi apaa daya engkau berkehendak lain . Tuhan ku ingin sekali bertemu dgnnya walau dalam mimpi .
ayahkuu tercintaa , sudah 10 tahun engkau pergi tapi sampai sekarang akuu sepertinyaa belum bisa berhenti menangis, akuu sepertinyaaa belum bisaa mengikhlaskanmuuu ayah .
Tuhan , izinkanlah aku memeluknya .izinkanlah akuuu melihatnyaa tersenyum .ringankanlahhh pundaknyaa untuk menggendongkuu kembalii , zinkan aku membahagiakannya Tuhan seperti yang beliau lakukan untukku , akuuu rindu dengan beliau ,Tuhan .
aku belum tersadar kalau akulah orang yang paling beruntung di dunia ini, memiliki seorang ayah yang tidak ada duanya, seorang lelaki yang mampu mendidik anak perempuan , mengajarinya untuk tidak nakal dan berani berbuat sesuatu yang akan membuatnyaa tersenyum.
papakuu orang yang menjagaku jauh darii semua bahaya, menggendongkuu saat sakit , dan menjadi panutanku.
ayahh , ingin sekali ku memutar waktu untuk berterima kasih padamu , walaupun hanya 1 menit saja.
ku tidak ingin ayah menangis lagi karena kebandelanku, karena ulahku, karena sikapkuu . engkau telah membuat dan menanamkan sifat ini padaku , aku tida pernah menyesal , akuu bahagia, papa :D di dampingi oleh ayah .
sampai tiba saat itu saat ku berumur 8 tahun , ayah mengalami kecelakaan motor tunggal . diaa dilarikan ke rumah sakit dengan keadaan tidak sadarkan diri, tiga hari berlalu ternyata Tuhan memanggil papaku .seseorang yang membangun watak, karakter, dan diriku .saat ituu akuu jatuhh , seperti sudah tidak ada kehidupan lagii , aku hanya bisa terdiam dan berkata dalam hati "KENAPA HARUS HARI INI TUHAN KAU MENGAMBIL AYAHKU" , "KENAPA AKU TIDAK DIBERI KESEMPATAN YANG SAMA DENGAN ORANG LAIN", KENAPA AKU HIDUP SEPERTI INI", tapi yang ada hanya kebisuaan, aku hanya bisa menyalahkan dirikuu sendiri. beliau pergi dan aku belum sempat berkata apa-apa.
penyesalanku bertambah ketika aku tahu papaku mempersiapkan masa depanku jauh-jauh hari.
dia menitipkan sebuah surat ke saudaranya yang bertuliskan
"NAK, INI TABUNGAN MASA DEPAN UNTUKMU".
rasanyaa ingin menangis melihat pengorbanannya selama aku kecil .
aku sedih ketika melihat orang lain , keluar bersama ayahnyaa , hatiku seperti ingin menangis, ku sangat cemburu dengan hal itu , maafkan aku tuhan , tapi aku tidak sanggup melihat hal ituu , saat orang lain mencium tangan ayahnya saat masuk sekolah, aku juga ingin seperti itu , akuu ingin seperti mereka . Saat Seorang anak duduk disamping ayahnyaa, aku juga ingin seperti mereka, saat seorang anak dibonceng oleh ayahnyaa dan anak itu memeluk ayahnya, aku juga ingin Tuhan :(, tapi apaa daya engkau berkehendak lain . Tuhan ku ingin sekali bertemu dgnnya walau dalam mimpi .
ayahkuu tercintaa , sudah 10 tahun engkau pergi tapi sampai sekarang akuu sepertinyaa belum bisa berhenti menangis, akuu sepertinyaaa belum bisaa mengikhlaskanmuuu ayah .
Tuhan , izinkanlah aku memeluknya .izinkanlah akuuu melihatnyaa tersenyum .ringankanlahhh pundaknyaa untuk menggendongkuu kembalii , zinkan aku membahagiakannya Tuhan seperti yang beliau lakukan untukku , akuuu rindu dengan beliau ,Tuhan .
bisa dijadiin cerpen tuh...
BalasHapusSabar kakak{} bapaknya sudah tenang. Pasti sudah ada di tempat yang layak disisiNya AMIN *Al-Fatihah* :')
BalasHapusKisah yang mengharukan dan membuatku merinding :) :D
BalasHapusTapi yakinlah bahwa di balik semua itu , ALLAH mempunyai maksud dan rencana lain .
KEEP SPIRIT dek ;)
Sabar teman :) Ikhlaskan beliau tenang disana :) CHAYOO !
BalasHapusGett Passionnn....
BalasHapusgo go go
Air mata ku saat membaca tulisan ini... sy jg sgt merindukan ayahku yang telah tiada...
BalasHapus